Sunday, 17 June 2007
Why I Left
assalamualaikum...
Kepada seseorang yang (ternyata) sering diam-diam membaca blog ini dan membalasinya dengan mengirim puisi2 'tersirat',ingin kuucapkan terimakasih atas perhatianmu padaku. Mungkin salahku karena tak pernah benar-benar 'berbicara' melalui 'coretan-coretan' ini dan tak menjadikan blog ini sebagai pusat kampanye dimana aku mengumumkan rencana-rencana perangku pada 'persaudaraan'. Atau mungkin karena usiamu yang begitu muda belum mengizinkanmu memaknai kata-kataku.
Kepada mereka yang merasa 'pernah' mengenal siapa Tunjung,masa lalunya,sepak terjangnya dulu,dan mengukur dan menilai,mungkin juga 'mengumumkan' hasil audit-mu dalam 'mikrosel (sel-sel kecil)' maupun yang langsung memberikan verdik dalam makrosel 'pengadilan' pergerakan persaudaraan,ingin kuceritakan bahwa aku tak pernah membenci-mu,pun saat ini ketika aku telah memilih untuk 'menjauh' aku tak pernah berusaha megnkampanyekan berdirinya 'partai sempalan' kepada kuncup2 muda yg datang mengadu padaku.
Ingin kukisahkan betapa hingga saat ini aku masih merasakan kehangatan hati yang dulu ada saat kelompok-kelompok kajian kecil membasuh jiwaku di awak kehidupan sekolah menengah atas ku dengan indahnya cerita akhlak rasul serta perjuangannya bersama para sahabat,aku sungguh merasa menjadi manusia yang lebih mulia. Ingin juga kukabarkan kalau masih juga kukecap gairah,kepercayaan bahkan romansa saat dulu mengemban bendera imajiner sebagai 'pria berjenggot' diatas kepalaku,aku merasa sungguh Alloh menyayangi dan melindungiku,sehingga tanggung jawab tumbuh mendewasakan sikapku. Atau saat jantung ini berdegup saat tiba waktunya 'terjun' untuk membahasakan kalam Ilahi ini pada teman-teman sekelas,sekampus,sekampung,bapak-ibu,orang2 yg membutuhkan kita saat itu aku mersasa benar menjadi 'cermin' bagi gerakan ini yang orang akan memandangnya melalui hatiku sehingga aku selalu merasa perlu mebeningkannya dengan akhlakku.Masih kurasakan semua itu.
Namun ketika semua imajinasi,gairah,pusaran semangat melaju itu direduksi dalam kalimat 'TAAT' dan 'TIDAK TAAT' sungguh aku merasa tak lagi mengenalmu lagi sahabatku,kemana dorongan semangatmu yang dulu membantuku menemukan siapa diriku,kemana nasihatmu yg dulu kepadaku agar aku 'menggali kedalam'untuk menemukan kekuatanku.Saat kini kamu merasa satu-satunya sumber kearifan adalah kedalam kelompok2mu dan menafikkan 'lingkaran2' saudara kita yang lain maupun menafikkan mereka2 yang mencoba menggali kedalam 'lingkaran2' lain,aku tak lagi merasakan nikmat inisiatif yang dulu aku tahu aku miliki.Benarkah satu-satunya penilaian yang adil di dunia ini adalah penilaianmu,atau 'saudara-saudara tua'mu??,sehingga sempat aku sendiri menilai bahwa aku ini begitu buruk rupa karena selalu 'tergoda' (kata-katamu waktu itu) untuk mengemukakan kebenaran yang ada dalam kitab-kitab seberang. Pernah pula aku merasa begitu minder bahwa aku masih juga suka membaca filsafat-filsafat orang-orang kulit putih.Atau ketika aku menampilkan gagasan-gagasan pemikiranku yang kau anggap tidak selaras dengan APA YANG SUDAH ADA,saat kuminta penjelasanmu akan APA YANG SUDAH ADA kau hanya samar menjawabnya bahkan terlihat gagap dan tidak yakin menjabarkannya,prasangka baikku bahwa kau sedang tak ingin banyak berkata-kata.
TO BE CONCLUDED...................
No Response to "Why I Left"
Leave A Reply