Friday 6 March 2009

Semangat FOSS = Menjadi Pengemis??


Menanggapi tulisan Pak Bernaridho I. Hutabarat di rubrik viewpoint PC Media Edisi 03 tahun 2009.

Opini tetap opini,itu sah dan dijamin oleh UUD negara ini, dan saya sangat menghargai opini Pak Bernaridho. Tapi disisi lain,menjadi hak saya pula untuk mengemukakan opini saya terhadap segala sesuatu, termasuk opini saya terhadap opini yang lain.

Hal pertama yang terpikir oleh saya selesai membaca tulisan Bapak adalah : tidak korelatif.Ya,tulisan anda tidak mencantumkan penjelasan (setidaknya data singkat) yang dapat menghubungkan secara jelas antara semangat untuk berbagi dalam dunia IT yang diwakili oleh open source movement dengan kejatuhan ekonomi Amerika Serikat. Mari kita telisik di paragraf-paragraf berikutnya.

Publikasi-publikasi terkemuka dunia,juga para pelaku ekonomi dunia termasuk diantaranya salah dua orang terkaya di dunia, Warren Buffet, orang terkaya no.1 tahun 2008 versi Forbes (Kompas,23 September 2008) dan George Soros, sudah menyimpulkan dengan gamblang, bahwa akar jatuhnya ekonomi USA adalah krisis Subprime Mortgage. Krisis yang disebabkan oleh terlalu percaya dirinya kalangan perbankan disana akan kekuatan ekonomi dalam negeri sehingga secara serampangan memberikan kredit perumahan pada sembarangan orang, termasuk orang-orang yang sebenarnya tidak punya cukup penghasilan untuk melunasi angsurannya (Tempo,12 Oktober 2008).Kita tidak melihat peran FOSS movement dalam menyumbang andil pada krisis ini, termasuk apabila dikatakan bahwa FOSS menimbulkan semangat kepahlawanan berlebihan di kalangan industri US karena kita sama-sama tahu,salah satu pemerintah negara yang paling banyak menyerukan soal DRM,Copyright atau sejenisnya adalah pemerintah negara USA. Justru kehadiran FOSS mampu secara gradual menyurutkan penggunaan pirated software (software bajakan), yang itu artinya FOSS justru membantu pemerintah USA secara tidak langsung.

Dan ternyata, USA bukanlah tertinggibesar urutan FOSS dari segi jumlah pemakai, Indonesia malah mampu menyaingi (urutan 5 di dunia).Sehingga kurang korelatif untuk menyebut kerugian Ekonomi AS karena munculnya FOSS,mestinya -kalau memang FOSS movement lah penyebab anjloknya ekonomi USA- pengguna FOSS USA adalah terbesar di dunia. Perlu diingat juga, perkembangan dedengkot FOSS ,yaitu Linux,diprakarsai oleh orang Eropa (Linus Torvalds,Finlandia),bukan orang USA. Beberapa distro besar dunia juga diprakarsai dan dikembangkan di luar USA,Ubuntu (yg tercatat memilki pengguna terbanyak) yang diprakarsai oleh Mark Shuttleworth (orang Afrika Selatan) menjadi contoh paling sahih.Jadi dapat disimpulkan semangat dan gerakan open source bukanlah monopoli AS atau tidak dapat dikatakan demam open source (baca : semangat kepahlawanan) menjangkiti AS lebih dari negara lain.

Ternyata juga, apabila dikatakan perusahaan-perusahaan otomotif jepang tidak rugi sebagai pembanding industri otomotif US, tidak sepenuhnya benar. Toyota akhir Februari kemarin mengumumkan (untuk pertama kalinya dalam sejarahnya) kalau mereka mengalami kerugian penjualan pada tahun 2008, belum lagi Honda,Suzuki,Mitsubishi dan Subaru, yang terang-terangan menunjukkan pada dunia kalau mereka sedang dililit kesulitan dengan mengumumkan rencana mereka mundur dari keikutsertaan tim-tim pabrikan mereka di lomba-lomba otomotif paling top di dunia (Honda dari F1;Subaru dan Suzuki dari WRC;Mitsubishi dari reli Paris-Dakkar). Dan tentu anda tahu kalau Nissan Motor yang akhir-akhir ini performanya cukup mengkilat ternyata sahamnya sebagian dimiliki oleh Citroen dan dikomandoi oleh CEO dari luar Jepang bernama Carlos Ghosn, sehingga tdk lg dapat dikatakan murni perusahaan Jepang.Lagipula apa yang membuat perusahaan otomotif Jepang bisa mengalahkan kompetitornya dari AS? Apa karena banyaknya teknologi baru yang dikandung oleh mobil-mobilnya (Nissan X-Trail punya teknologi yang serba rahasia dan tidak dibagi-bagi,sehingga mampu mengalahkan penjualan Ford Escape?) ,teknologi yang dijaga begitu ketat kerahasiaannya sehingga tidak dibagi?Disisi lain teknologi otomotif apa yang dikontribusikan secara gratis oleh perusahaan-perusahaan otomotif AS sampai mampu mendorongnya ke jurang kehancuran?

Kesimpulannya,sebagaimana saya katakan dengan singkat sebelumnya,tidak cukup dalam (bahkan tidak cukup jelas) penjelasan terhadap korelasi-korelasi antara FOSS movement dengan krisis yang ditampilkan Pak Bernaridho dalam tulisan yang dimuat dalam PC Media edisi Februari 2009 tersebut.

FOSS, menurut saya, kalau dipandang lewat kacamata ekonomi gaya USA yg berpatokan pada teori Adam Smith dan David Ricardo bahkan bisa meningkatkan iklim bisnis karena lebih sesuai dengan teori trickle down effect dan diminishing return. Dengan membuat orang punya kesempatan untuk mengembangkan sendiri software (karena source-nya yang dapt dilihat oleh semua orang) sesuai kebutuhan,terbuka semakin banyak kesempatan bagi munculnya bisnis-bisnis baru dalam skala kecil dan menengah, trickle down effect. Juga mencegah jenuhnya satu ladang akibat satu petani yang sudah terlalu gemuk menguasai sebagian besar ladang, sesuai dengan law of diminishing return :).Richard Stallman sendiri juga tidak anti terhadap pendapatan melalui software kok, terbukti dari kalimat yang dikirimnya ke salah satu milis berikut :

I think it is ok for authors (please let's not call them "creators", they are not gods) to ask for money for copies of their works (please let's not devalue these works by calling them "content") in order to gain income (the term "compensation" falsely implies it is a matter of making up for some kind of damages)

Jadi, apa iya semangat berbagi (baca=FOSS movement) menjadi penyebab kejatuhan ekonomi Amerika Serikat?