Wednesday 7 May 2008

The Colorful Osing,Oleh-Oleh dari Banyuwangi


Cerita mengenai suku Osing berawal dari perkenalanku dengan Imam Mustakim,op salah satu warnet mentereng di Malang,Jawa Timur sekitar 2 tahun yang lalu.

Lewat denyut-denyut Byte di chatroom #Cafeislam perkenalan itu berlanjut ke pertemanan hingga kesepakatan untuk mendirikan sebuah warnet di kota kelahirannya tersebut. Kebetulan sekali,momen pendirian warnet bertepatan dengan pernikahan yang telah lama ia rencanakan dengan seorang wanita asal Malang,aku pun menawarkan diri "wes aku ae tukang fotone". Aku dan Imam sempat bercanda bahwa motivasiku sebenarnya untuk mau jadi tukang foto amatiran sebenarnya adalah supaya aku punya akses sepuasnya memandangi kecantikan gadis2 Banyuwangi tanpa rasa bersalah maupun pandangan risih dari orang-orang,"tukang foto kok",gojlok Imam.Tapi tentu saja itu hanya candaan,sejak kecil aku adalah peminat fotografi, selain itu masa pembangunan warnet sedang reses bersamaan dengan proses pernikahan Imam (yang nantinya akan berperan sebagai manajer warnet) jadi praktis aku nganggur, kenapa tidak beramal untuk teman skaligus menyalurkan hobi ,tapi hehe...klo ada gadis yg tertambat hatinya pada si tukang foto,ya bukan salah dia juga toh=) (silahkan diprotes...).

So here it is,gear yang saya pakai sepanjang acara adalah sebuah Kamera Digital Prosumer Konica-Minolta DiMAGE 7Hi dengan lensa zoom optical built in (ekivalen) 28-200 mm,untuk ukuran kamera digital,kamera ini sudah cukup tua maka prosesor gambar maupun buffer memory-nya belum secanggih kamera-kamera digital terbaru yang jauh lebih cepat,oleh karena itu saya set resolusi sepanjang acara ke 2720x1560 pixel lebih besar dari itu akan makan waktu 4-10 detik bagi kamera untuk menyimpan image yg baru diambil,semua peminat foto tentu tahu 10 detik dalam situasi objek bergerak terasa seperti selamanya (10 detik untuk selamanya??~_~), dan ditenagai baterai Rechargeable Energizer,media penyimpan yang digunakan Compact Flash (CF) Transcend 1 Gb .Cuma itu??no external Falshgun,no tripod,no umbrellas?no frills...??yup,cuma itu,sederhana bahkan terkesan "miskin",persetujuan untuk memakai tenaga saya sebagai tukang foto hanya beberapa hari menjelang hari-H,jadi saya tidak sempat melobi ayah untuk pinjam salah satu flashgun miliknya (lupa tipenya,bawaan Minolta Dynax-700 Si). Jadi kreativitas menjadi kata kunci,karena semalaman "pelita penerang" foto2 saya hanyalah built-in flash DiMAGE 7Hi yang mungil,dalam beberapa situasi kmu akan melihat foto-foto yang goyang ataupun efek gerakan yg terlihat jelas,ya itu karena teknik slow-sync (ditengah-tengah pesta yang riuh rendah dan orang berlalu lalang kesana kemari...) banyak digunakan pada sesi malam.




Panggung pelaminan berwarna warni,tepat didepan pelaminan terdapat susunan kayu berbentuk gerbang,sebagai simbolisasi kedua pengantin yang akan memasuki kehidupan baru.

All-Out Feast, aneka cemilan khas menyambut para tamu.