Thursday, 20 May 2010

Tentang Keharaman Mengemis


Ini saya menanggapi Pak Suherman Chaniago,di sebuah thread di mailing list Forum Pembaca Kompas

Pertama-tama Pak Suherman yang budiman, mohon perhatikan bahwa saya menggunakan kata "mengemis" bukan kata "meminta",dalam artian mengemis yang saya sebutkan disini adalah mengemis seperti yang kita pahami dalam budaya dan masyarakat kita,atau setidaknya yang saya pahami,yaitu menjadikan kegiatan meminta-minta sebagai gantungan hidup sehari-hari. Dengan demikian,meminta bantuan pada orang lain dengan secara insidentil,dan tidak menjadikannya sebagai mata pencaharian atau gantungan hidup tidak termasuk dalam apa yg saya maksud.

Baiklah ini beberapa nash yang saya maksud :

"Artinya : (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah mereka tidak dapat berusaha di muka bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang-orang kaya karena menahan diri dari meminta-minta" [Al-Baqarah : 273]

dalam ayat ini dijelaskan,bahwa justru orang yang menahan diri dari meminta-mintalah yang kita dahulukan untuk kita bantu.

Hadits Ibnu Umar dari Rasulullah, beliau bersabda.

"Artinya : Senantiasa seseorang meminta-minta hingga ia datang pada hari kiamat tanpa membawa sekerat dagingpun di wajahnya" [Muttafaqun 'Alaihi]

Hadits Az-Zubeir bin Awwam dari Rasulullah beliau bersabda.

"Artinya : Sekiranya salah seorang dari kamu membawa tali lalu pergi ke bukit untuk mencari kayu, kemudian ia pikul ke pasar untuk menjualnya demi mejaga kehormatannya, niscaya yang demikian itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi maupun di tolak" [Hadits Riwayat Musim]

Hadits Abu Hurairah dari Rasulullah beliau bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang meminta-minta untuk memperbanyak hartanya, tiada lain ia hanyalah memperbanyak bara api kemudian terserah kepadanya akan memperbanyak bara api tersebut atau menguranginya" [Hadits Riwayat Muslim]

Hadits Habsyi bin Junadah dari Rasulullah beliau bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang meminta-minta bukan karena kefakirannya, maka seakan-akan ia telah memakan bara api" [Hadits Riwayat Ahmad]

Dua hadits terakhir ini berhubungan dengan pengemis yang tidak benar-benar miskin seperti yang saya maksud dalam tulisan saya dan kemudian ditanggapai oleh email saudara Iwan.


Dari Qabishah bin Al Mukhariq Al Hilaly, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Hai Qabishah, meminta-minta tidak dihalalkan kecuali bagi tiga orang : Pertama, seorang yang memikul tanggungan hamalah [hutang yang ditanggung dalam usaha mendamaikan 2 pihak yang bertikai], maka ia boleh meminta bantuan hingga ia dapat menutupi hutangnya kemudian berhenti meminta. Kedua, seorang yang tertimpa musibah yang meludeskan seluruh hartanya, maka ia boleh meminta bantuan hingga ia memperoleh apa yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Ketiga, seseorang yang ditimpa kemelaratan, hingga 3 orang yang berakal dari kaumnya membuat persaksian : “Si Fulan telah ditimpa kemelaratan”, maka ia boleh meminta bantuan hingga ia memperoleh apa yang dapat memenuhi kebutuhannya. Selain dari 3 itu hai Qabishah, hanyal barang haram yang dimakan oleh si peminta-minta sebagai barang haram.” [HR Muslim 1044]

hadits terakhir ini terutama di poin ke-3

Ketiga, seseorang yang ditimpa kemelaratan, hingga 3 orang yang berakal dari kaumnya membuat persaksian : “Si Fulan telah ditimpa kemelaratan”

menjadi dasar perlunya memberikan sedekah secara terorganisir,bukan secara orang-perorangan dan secara langsung diberikan pada orang yang kita lihat di jalan-jalan.Bagaimana mungkin kita bisa mendapat persaksian dari 3 orang yang berakal (menguasai masalah,cerdik) terhadap ribuan orang miskin yang hidup di negara kita kalau tidak didahului dengan survei,pencatatan dan verifikasi,yang itu berarti perlu adanya suatu organisasi atau lembaga.

Mengapa perlu fatwa?sama seperti ketika beberapa waktu lalu MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa keharaman mencemari sunga Kali Brantas. Dalam kasus tersebut juga sebenarnya telah jelas dalil-dalil yang melarang kita untuk berbuat kerusakan dalam hal apapun.Tapi seiring dengan semakin berkembangnya variasi teknis dari masalah yang dihadapi,nash-nash yang berkaitan dengan dasar-dasar ide untuk tidak berbuat kerusakan seolah tenggelam,sehingga fatwa MUI tersebut,menurut saya,lebih bersifat sebagai memperjelas dan mengingatkan kembali masyarakat terutama para pemeluk Islam bahwa masalah yang dihadapi ada tuntunannya dalam agama.

Demikian pula dengan fatwa keharaman mengemis yang pertama kali dikeluarkan oleh MUI Sampang,Madura untuk menyikapi fenomena mengemis yang semakin mengejala menjadi profesi di daerah tersebut.MUI Madura merasa perlu menyikapinya dengan mengingatkan kembali ketentuan agama yang mengatur soal itu.

Saya kurang paham dengan mekanisme pembahasan masalah di MUI,tapi setahu saya Fatwa tidaklah harus berupa ijtihad atau sesuatu yang harus diolah terlebih dahulu,bisa juga hanya berupa seruan atau ta'mim yang didalamnya disebutkan dasar-dasar nash yang mengatur seruan tersebut.

Demikian.Wallohua'lam bis shawab

Tentang Tentangan Pada Biofuel


Biofuel adalah SOLUSI JANGKA PENDEK dan TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI,ini yg mesti dipahami untuk mencegah kesalahpahaman. Munculnya banyak tulisan yg mengkritik biofuel justru memacu kerusakan lingkungan adalah karena ekspektasi tidak proporsional bahwa biofuel adalah jawaban dari permasalahan energi dunia. (CV DUA MITRA,bio-alternative solutions).

Biofuel tetaplah berbasis hidrokarbon,yg membuatnya tetap akan menghasilkan emisi karbon.Sasaran kebijakan energi alternatif dunia adalah bahan bakar rendah emisi karbon.Dimana sumber energi yg nantinya kita gunakan diharapkan tidak lagi menghasilkan atau amat sedikit menghasilkan emisi karbon (yg merupakan kontributor terbesar pemanasan global),seperti yg kita lihat pada konsep fuel cell,photovoltaic cell,wind power electricity generator dll.

Namun mengapa tetap layak mengembangkan proyek biofuel?Adalah konsep nett atmospheric carbon yg membuatnya layak,yaitu jumlah carbon yg sudah berada di atmosfer baik itu yg tersedia bebas maupun yg terikat didalam biomass.Membakar bahan bakar berbasis biomass tidak akan menambah angka nett atmospheric carbon,bandingkan jika terus menggunakan bahan bakar berbasis fossil,maka litospheric carbon atau karbon yg terikat didalam lapisan tanah,akan kita pindahkan ke atmosfer sehingga angka nett atmospheric carbon pun akan meningkat.

Penelitian lanjutan juga telah menghasilkan biofuel generasi ke-2 dan 3 dimana biomass yg digunakan terus diusahakan untuk semakin nature friendly dan social friendly.Semisal biofuel yg dihasilkan dari tanaman yg sesedikit mungkin menggunakan lahan produktif (bio friendly) dan bukan merupakan tanaman yg berhubungan dengan konsumsi pangan masyarakat,and thus society friendly.

Secara makro,tentu saja upaya pengembangan biofuel hanyalah sebagian kecil dari upaya pengembangan energi alternative secara keseluruhan.

Oleh-Oleh Dari Sulawesi Utara



Assalamualaikum...
Eit,tunggu dulu.oleh-oleh disini bukan berupa barang,aalagi uang
loh :),tapi lebih berharga dari itu yaitu insight atau pencerahan.
Alhamdulillah selama 6 hari (rabu-selasa 22-26 Maret 2009) kemarin saya berada di
tanah nyiur melambai Sulawesi Utara. Tujuan saya dan partner
kesana adalah untuk mencari bahan baku produk kami yang
memang berhubungan dengan kelapa.Awalnya ada pemikiran untuk
sekedar menjalankan peran kami sebagai perusahaan trading,yaitu
hanya sebatas membeli produk dan membawanya ke Surabaya
untuk dijual.Setelah berdialog dengan salah satu petani senior
disana kami kemudian malah sepakat untuk berbuat lebih jauh
dengan mendirikan sebuah pabrik kecil di lokasi,tentu karena secara
bisnis lebih menguntungkan juga memberi nilai tambah bagi petani
disana.
Lebih dari itu kami dapati curhat dari salah satu tokoh masyarakat
disana,bahwa Sulut kaya akan lahan subur (dan memang saya lihat
sendiri) tapi kurang sekali manusia yang mau menggarapnya,beliau
bahkan menawarkan kepada siapa saja yang ingin menggarap lahan
punyanya dengan sistem bagi hasil.
Maka dari itu pada teman-teman yg berminat usaha di bidang yg
berhubungan dengan pertanian maupun perikanan/kelautan,sangat
direkomendasikan untuk pergi dan melihat peluang di Sulawesi
Utara.Termasuk apabila tertarik untuk menggarap lahan,bisa saya
hubungkan dengan bapak tersebut,free of charge dan tidak perlu
ngasih fee samasekali pada saya.Saya cuma ingin membantu dan
ikut mempromosikan keindahan dan kesuburan tanah nyiur
melambai yang menyajikan begitu banyak peluang

Wednesday, 22 April 2009

Benarkah Golput Pemenang Pemilu?


Banyak yang beranggapan,baik secara guyon maupun yang serius dan ideologis,bahwa golongan putih alias golput,sebutan yang diberikan kepada mereka yang terdaftar sebagai pemilih namun tidak menggunakan hak pilihnya,yang memangkan Pemilu legislatif 2009.Para advokat sikap golput pun merasa menang dengan berbagai alasannya.

Tapi,secara statistik dan rasional,benarkah memang golput yang menang?

Sampai sekarang satu-satunya data yang sampai pada publik adalah yang menyebutkan bahwa jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilihnya adalah berkisar di angka 30-40% berdasar data survei quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei,dan itu hanyalah data yang didapat berdasar survei di TPS-TPS,belum ada data resmi dari tabulasi KPU.

Jadi secara statistik,belum bisa dibilang golput yang menang,semua baru perkiraan.

Pun,katakanlah jika memang angka golput nantinya benar-benar terpancang di,katakanlah 35% yang itu berarti jauh lebih besar dari data sementara perolehan suara terbesar Paratai Demokrat (20%),benarkah dapat dikatakan golput menang?Beberapa lembaga survei maupun lembaga penelitian dari kalangan kademik sejak jauh hari sebelum Pemilu legislatif dimulai telah mulai melakukan beberapa survei untuk menlisik fenomena potensi golput ini.Diantaranya yang dapat kita jadikan pembanding adalah hasil survei LSI terhadap golput dalam Pilkada Gubernur Jakarta menyatakan Pertama, alasan teknis, misalnya, orang itu sakit atau memiliki keperluan, sehingga tidak bisa datang ke bilik suara pada hari H (39%). Kedua, alasan administratif, yakni, orang tersebut tidak terdata (38%). Ketiga, alasan politis, sebut saja, tidak percaya pemilu, tidak ada calon favorit, sebagai bentuk protes atas ketidakberesan birokrasi, dsb. (16%).

Jadi didalam tubuh golput sendiri juga terdapat "partai-partai",dan mestinya beda-beda alasan seorang golput ini juga mesti kita masukkan dalam analisan,tentu tidak adil kalau 34 partai peserta pemilu cuma ditandingkan dengan "partai" golput yang cuma dianggap sebagai satu suara,karena baru adil bila suara golput ditandingkan dengan suara "tidak golput",dan jelaslah ternyata angka yang tidak golput mencapai 65% (dengan asumsi suara golput 35%).

Kalau seandainya,secara bergurau,"partai golput" mengadakan mukernas,belum tentu mereka mampu menyatukan suara.Karena,berdasar survei saya pribadi,alasan teman-teman yang memilih golput juga sangat beragam.Untuk mereka yang memilih golput karena alasan idealisme,teman saya yang aktivis sosialis dari salah satu organisasi serikat buruh berlambang bintang dan roda gerigi mengatakan pemilu sangat tidak kerakyatan,sedangkan teman saya aktivis salah satu organisasi keislaman menyatakan golput karena menyatakan "pemilu tidak sesuai dengan Islam",nah dari salah dua saja dari banyak "anggota" golput yang kebetulan saya tanyai saja sudah begitu beragam bahkan berseberangan dan bertentangan alasannya.

Lebih jauh,apabila golongan putih ini disurvei dan di list secara lengkap apa saja alasan mereka untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu kali ini,prediksi saya berdasrkan data dari pemilu 1999 dan 2004 maka akan muncul belasan bahkan puluhan sub-golongan dalam golongan putih.

Jadi benarkah memang golput pemenang Pemilu?

Karena ternyata ada juga partai golput idealis,partai golput islami,partai golput sosialis,partai golput cuek,dan partai golput-partai golput lainnya.Suara partai-partai golput ini ternyata kalau tidak juga signifikan bila dibandingkan dengan perolehan partai-partai peserta pemilu.

Beda-beda alasan golput ini mestinya kita jadikan masukan sebagai analisa tentang realitas pandangan politik warga bangsa ini,bukannya memukul rata,meng-over-simplifikas
i-kannya,dan kemudian dengan serampangan membawanya sebagai satu komoditas politik untuk sekedar menjadi pembenar bagi penilaian sebagian pihak bahwa Pemilu telah gagal.

Teman-teman yang memilih,dan meng-advokasi-kan,golput mesti mawas diri dengan ini,karena kita akui atau tidak,angka-angka masih menunjukkan bahwa rakyat,setidaknya secara nominal,masih percaya pada sistem penyelenggaraan negara yang ada saat ini.

Pemerintah,KPU,partai-partai juga harus mawas diri dengan angka golput,yang meski masih belum signifikan bila dibanding dengan perolehan suara partai-partai,dari pemilu 1999-2009 ini terus menunjukkan pningkatan serius.

Mari sama-sama kita pikirkan.

Salam,smile always :)

Friday, 13 March 2009

Totalitas Total Football


Oke,seperti yang teman-teman tahu, saya jarang memposting tulisan orang lain dalam blog saya,tapi kali ini saya merasa perlu "mengabadikan" tulisan Liza Arifin ini karena menurut saya inilah salah satu dari sedikit tulisan yang bermutu tentang sepakbola.


Catatan Sepakbola

Totalitas Total Football
Liza Arifin - detiksport


London
- Total Football bagi saya adalah sistem permainan sepakbola yang paling menarik. Tetapi memahami Total Football ternyata tidak segampang yang saya duga. Berulangkali membaca berbagai literatur dan artikel sepakbola, susah menemukan penjelasan mengapa dan bagaimana Total Football muncul. Hanya dengan memahami mengapa dan bagaimana, kita bisa memahami esensi sesuatu.

Yang standar tentu saja kita tahu bahwa sistem ini pertama kali muncul di Belanda dengan permainan bertumpu pada fleksibilitas pertukaran posisi pemain yang mulus. Posisi pemain sekadar kesementaraan yang akan terus berubah sesuai kebutuhan. Karenanya, semua pemain dituntut untuk nyaman bermain di semua posisi.

Penjelasan paling memuaskan malah bukan saya dapat dari orang Belanda, melainkan seorang penulis Inggris yang tergila-gila dengan sepakbola Belanda. David Winner menulis buku yang kalau diterjemahkan bebas kira-kira berjudul, "Oranye Brilian -- Jenius dan Gilanya Sepakbola Belanda".

Orang Belanda sendiri sampai terkagum-kagum dan mengatakan, ''Ah, jadi begitukah cara berpikir kami.'' Banyak pemain bola Belanda seperti tersadarkan pada sosok yang berada di dalam kaca ketika mereka bercermin.

Winner tidak membahas sepakbola semata. Menurutnya Total Football hanyalah pengejawantahan ''psyche'' paling dasar warga Belanda dalam memahami kehidupan. Benang merah Total Football juga ada dalam karya seni, arsitektur, dan bahkan tatanan sosial budaya masyarakat Belanda.

Berlebihan? Mungkin. Namun penjelasannya sungguh masuk akal.

Kita semua tahu ukuran lapangan sepakbola lebih kurang sama di mana-mana, sehingga ruang permainan selalu sebenarnya sama. Tapi orang Belanda sadar bahwa ruang juga adalah persoalan abstrak di dalam kepala. Membesar dan mengecilnya ruang tergantung pada cara mengeksploitasinya.

Total Football, demikian jelas buku itu, adalah persoalan ruang dan eksploitasinya itu, bukan yang lain. Fleksibilitas posisi pemain, pergerakan pemain, semuanya adalah konsekuensi dari upaya untuk menciptakan ruang agar bisa dieksploitir semaksimal mungkin.

Prinsip dasarnya sebenarnya sangat sederhana. Besar kecilnya lapangan sepakbola walau ukurannya sama, tetapi di benak bisa berubah tergantung siapa yang bermain di dalamnya.

Misalnya, begitu pemain Belanda menguasai bola maka mereka akan membuat lapangan seluas mungkin. Pemain bergerak ke setiap jengkal ruang yang tersedia. Di benak lawan lapangan akan tampak begitu lebar.

Atau, begitu lawan menguasai bola, ruang harus dibuat sesempit mungkin. Pemain yang terdekat dengan pemain lawan yang menguasai bola dituntut untuk menutupnya secepat mungkin, tidak peduli apakah itu pemain bertahan atau bukan. Bisa satu bisa dua, bahkan tiga. Tekanan harus dilakukan secepat mungkin bahkan ketika bola masih ada di jantung pertahanan lawan. Lawan terjepit dalam benak bahwa lapangan begitu sempit.

Memperlebar atau mempersempit ruangan di benak lawan tentu bukan barang mudah. Harus ada kemampuan untuk mencari ruangan. Pergerakan yang kompak. Cara mengumpan bola yang eksploitatif atas ruang yang tersedia, entah melengkung, lurus, melambung, dll. Pendeknya dibutuhkan pemahaman geometri ruangan yang tidak sederhana.

Persoalannya adalah, mengapa hal ini tidak terpikirkan oleh orang lain sebelumnya? Dan mengapa orang Belanda yang bisa melakukannya?

Jawabnya, menurut buku itu, didapat dari kondisi alam Belanda.

Bangsa Belanda secara intrinsik bangsa yang spatial neurotic (tergila-gila oleh ruangan ataupun pemanfaatannya). Kondisi alam memaksa mereka demikian. Lima puluh persen tanahnya berada di bawah permukaan laut. Sementara sisanya terlalu sempit untuk jumlah penduduk yang berjubel.

Terus menerus bangsa ini melakukan reklamasi untuk memperluas daratan. Dengan sadar persoalan tanah mereka atur dengan sangat disiplin dan ketat. Eksistensi bangsa ini tergantung bagaimana mereka merawat tanah yang tak seberapa mereka punya. Kanal, selokan air, bendungan kecil dan besar, teratur rapi membelah setiap jengkal tanah yang mereka punya.

Belanda hingga saat ini adalah negara paling padat dalam ukuran per meter persegi, dan pengaturan tanahnya adalah yang paling teratur di muka bumi.

Namun seberapa pun mereka mencoba, seberapa pun disiplinnya, tanah tidak akan pernah cukup tersedia.

Lalu apa yang dilakukan?

Jawabnya ada di daya khayal, di benak, di alam abstraksi. Di samping secara fisik mereka mencoba memperluas wilayah darat mereka, mereka juga menciptakan ruang yang luas dialam khayal mereka.

Kalau Anda kebetulan datang ke Eropa, bandingkanlah tata kota Belanda dengan negara lain. Kita akan segera sadar bahwa Belanda memang lebih sempit tapi tata kotanya dibuat sedemikian rupa rapi, sehingga terasa sangat longgar. Dibanding negara manapun di dunia, tata kota di Belanda adalah yang paling kompak di dunia.

Arsitektur bangunannya, baik yang tua maupun modern, terasa sangat inovatif, dengan sudut yang sering tidak normal, bentuk bangunan yang tidak umum, aneh, tetapi kesannya selalu sama—longgar dan lapang. Karena semua lekuk ketidaknormalan adalah bagian dari upaya untuk menciptakan ruang tambahan di alam khayal tadi.

Bahkan benak juga dilonggarkan untuk urusan norma sosial. Kalau etika Protestan semarak di Belanda di awal kelahirannya, sangatlah bisa dimengerti. Mereka secara instingtif akan memberontak terhadap segala sesuatu yang sifatnya mengukung. Dalam kasus kelahiran Protestan tentu saja pemberontakan atas kungkungan ajaran Katolik saat itu.

Proses itu terus berlanjut hingga sekarang. Kita tahu norma sosial Belanda adalah yang paling longgar di Eropa. Kelonggaran yang tetap diatur. Misalnya, mainlah ke Vondell Park di Amsterdam, bolehlah Anda menghisap ganja atau mariyuana dengan santai. Padahal di negara lain sembunyi-sembunyi pun Anda tidak boleh.

Jejak-jejak spatial neurotic ini bisa kita temukan dengan mudah di karya-karya seni mereka bahkan di kehidupan politik, tetapi kembali ke persoalan sepakbola, mentalitas pemain sepakbola juga sama persis. Ketika mereka turun ke lapangan, benak mereka selalu bermain-main dengan keinginan untuk menciptakan ruangan selonggar mungkin, lalu mengeksploitasinya.

Ketika Rinus Michel membawa Ajax menjadi juara Piala Champions tahun 1971, Eropa tersadarkan sebuah sistem baru yang mulai sempurna telah lahir. Sistem yang lahir dari psyche orang Belanda yang tergila-gila dengan ruang dan pemanfaatannya. Dan ketika Michel membawa Belanda ke final Piala Dunia 1974 lahirlah istilah Total Football.

Total Football sendiri sebenarnya meminjam penamaannya dari gerakan sosial yang digagas para arsitek-filosof terkemuka Belanda sekitar tahun 1970-an. Sebuah gerakan bernama Total. Memahami kehidupan perkotaan secara menyeluruh: mengatur urbanisasi, lingkungan, dan pemanfaatan energi dalam satu totalitas. Agar ruang yang tersedia di Belanda bisa termanfaatkan secara maksimal. Dan sepakbola adalah sebuah hiburan bagian dari pendekatan yang menyeluruh itu. Totalitas. Namanya: Total Football.



===
*
Penulis adalah wartawan detikcom, tinggal di London.

Friday, 6 March 2009

Semangat FOSS = Menjadi Pengemis??


Menanggapi tulisan Pak Bernaridho I. Hutabarat di rubrik viewpoint PC Media Edisi 03 tahun 2009.

Opini tetap opini,itu sah dan dijamin oleh UUD negara ini, dan saya sangat menghargai opini Pak Bernaridho. Tapi disisi lain,menjadi hak saya pula untuk mengemukakan opini saya terhadap segala sesuatu, termasuk opini saya terhadap opini yang lain.

Hal pertama yang terpikir oleh saya selesai membaca tulisan Bapak adalah : tidak korelatif.Ya,tulisan anda tidak mencantumkan penjelasan (setidaknya data singkat) yang dapat menghubungkan secara jelas antara semangat untuk berbagi dalam dunia IT yang diwakili oleh open source movement dengan kejatuhan ekonomi Amerika Serikat. Mari kita telisik di paragraf-paragraf berikutnya.

Publikasi-publikasi terkemuka dunia,juga para pelaku ekonomi dunia termasuk diantaranya salah dua orang terkaya di dunia, Warren Buffet, orang terkaya no.1 tahun 2008 versi Forbes (Kompas,23 September 2008) dan George Soros, sudah menyimpulkan dengan gamblang, bahwa akar jatuhnya ekonomi USA adalah krisis Subprime Mortgage. Krisis yang disebabkan oleh terlalu percaya dirinya kalangan perbankan disana akan kekuatan ekonomi dalam negeri sehingga secara serampangan memberikan kredit perumahan pada sembarangan orang, termasuk orang-orang yang sebenarnya tidak punya cukup penghasilan untuk melunasi angsurannya (Tempo,12 Oktober 2008).Kita tidak melihat peran FOSS movement dalam menyumbang andil pada krisis ini, termasuk apabila dikatakan bahwa FOSS menimbulkan semangat kepahlawanan berlebihan di kalangan industri US karena kita sama-sama tahu,salah satu pemerintah negara yang paling banyak menyerukan soal DRM,Copyright atau sejenisnya adalah pemerintah negara USA. Justru kehadiran FOSS mampu secara gradual menyurutkan penggunaan pirated software (software bajakan), yang itu artinya FOSS justru membantu pemerintah USA secara tidak langsung.

Dan ternyata, USA bukanlah tertinggibesar urutan FOSS dari segi jumlah pemakai, Indonesia malah mampu menyaingi (urutan 5 di dunia).Sehingga kurang korelatif untuk menyebut kerugian Ekonomi AS karena munculnya FOSS,mestinya -kalau memang FOSS movement lah penyebab anjloknya ekonomi USA- pengguna FOSS USA adalah terbesar di dunia. Perlu diingat juga, perkembangan dedengkot FOSS ,yaitu Linux,diprakarsai oleh orang Eropa (Linus Torvalds,Finlandia),bukan orang USA. Beberapa distro besar dunia juga diprakarsai dan dikembangkan di luar USA,Ubuntu (yg tercatat memilki pengguna terbanyak) yang diprakarsai oleh Mark Shuttleworth (orang Afrika Selatan) menjadi contoh paling sahih.Jadi dapat disimpulkan semangat dan gerakan open source bukanlah monopoli AS atau tidak dapat dikatakan demam open source (baca : semangat kepahlawanan) menjangkiti AS lebih dari negara lain.

Ternyata juga, apabila dikatakan perusahaan-perusahaan otomotif jepang tidak rugi sebagai pembanding industri otomotif US, tidak sepenuhnya benar. Toyota akhir Februari kemarin mengumumkan (untuk pertama kalinya dalam sejarahnya) kalau mereka mengalami kerugian penjualan pada tahun 2008, belum lagi Honda,Suzuki,Mitsubishi dan Subaru, yang terang-terangan menunjukkan pada dunia kalau mereka sedang dililit kesulitan dengan mengumumkan rencana mereka mundur dari keikutsertaan tim-tim pabrikan mereka di lomba-lomba otomotif paling top di dunia (Honda dari F1;Subaru dan Suzuki dari WRC;Mitsubishi dari reli Paris-Dakkar). Dan tentu anda tahu kalau Nissan Motor yang akhir-akhir ini performanya cukup mengkilat ternyata sahamnya sebagian dimiliki oleh Citroen dan dikomandoi oleh CEO dari luar Jepang bernama Carlos Ghosn, sehingga tdk lg dapat dikatakan murni perusahaan Jepang.Lagipula apa yang membuat perusahaan otomotif Jepang bisa mengalahkan kompetitornya dari AS? Apa karena banyaknya teknologi baru yang dikandung oleh mobil-mobilnya (Nissan X-Trail punya teknologi yang serba rahasia dan tidak dibagi-bagi,sehingga mampu mengalahkan penjualan Ford Escape?) ,teknologi yang dijaga begitu ketat kerahasiaannya sehingga tidak dibagi?Disisi lain teknologi otomotif apa yang dikontribusikan secara gratis oleh perusahaan-perusahaan otomotif AS sampai mampu mendorongnya ke jurang kehancuran?

Kesimpulannya,sebagaimana saya katakan dengan singkat sebelumnya,tidak cukup dalam (bahkan tidak cukup jelas) penjelasan terhadap korelasi-korelasi antara FOSS movement dengan krisis yang ditampilkan Pak Bernaridho dalam tulisan yang dimuat dalam PC Media edisi Februari 2009 tersebut.

FOSS, menurut saya, kalau dipandang lewat kacamata ekonomi gaya USA yg berpatokan pada teori Adam Smith dan David Ricardo bahkan bisa meningkatkan iklim bisnis karena lebih sesuai dengan teori trickle down effect dan diminishing return. Dengan membuat orang punya kesempatan untuk mengembangkan sendiri software (karena source-nya yang dapt dilihat oleh semua orang) sesuai kebutuhan,terbuka semakin banyak kesempatan bagi munculnya bisnis-bisnis baru dalam skala kecil dan menengah, trickle down effect. Juga mencegah jenuhnya satu ladang akibat satu petani yang sudah terlalu gemuk menguasai sebagian besar ladang, sesuai dengan law of diminishing return :).Richard Stallman sendiri juga tidak anti terhadap pendapatan melalui software kok, terbukti dari kalimat yang dikirimnya ke salah satu milis berikut :

I think it is ok for authors (please let's not call them "creators", they are not gods) to ask for money for copies of their works (please let's not devalue these works by calling them "content") in order to gain income (the term "compensation" falsely implies it is a matter of making up for some kind of damages)

Jadi, apa iya semangat berbagi (baca=FOSS movement) menjadi penyebab kejatuhan ekonomi Amerika Serikat?

Saturday, 3 January 2009

The Ambivalent West


It make no sense at all when it comes to democracy that The West, especially the US, advocate, regarding to the Palestinian issue. Isn't democracy is about the right to determine one's own choice of aspiracy that build a nation, and when it comes to one of main instrument of demoicracy, the election, it also means one's right to determine their own choice of political aspiration?

And in the Palestine case,it's the choice of Palestine people to choose the Hamas in a free, west sponsored election. Where's that respect for the choice, even if Hamas is said to be wanting Israel out of the world map, still it is a choice. The same West attitude ring true when we see how they fare with the result of election in Bolivia, Venezuela, Iran, Nicaragua.

But when it comes to Palestine,the West have even gone too far by letting one nation spilling other nation's people blood by the reason that should have been kept as Palestine's internal issue.How could someone be authorized to attack other country,let alone killing many innocent people,just because that someone disagree with one party's,which happens to rule through a fair procedure,political stance toward him??Not even the mighty People's Republic of China dare to attack Taiwan (or Chinese Taipeh as they been called in PRC) when full-independence-advocating-Chen Sui Bian raise as Taiwan's President,for, one of the reason,the US immediately throw it's warning against China's alleged agression.

So how come The West cockily, and bluntly hurt it's own so-called-pledge of democracy by issuing warnings such as suspension of humanitarian and financial aid for Palestine just because Hamas won the election.Not even the West put any consideration when Hamas clearly shows their will to be more pragmatics in issues regarding relation with Israel.What's the different of the situation with what happened when the Islamist AKP won secular Turkish election, what's the different with what happened when leftist Evo Morales won Bolivian election.

Where are West's respect of principles of democracy that they themselves declare and advocate??

Tuesday, 4 November 2008

Hamilton vs Alonso, Senna vs Prost Part 2??


Hehehe,akhirnya saya tidak tahan juga untuk tidak menulis,sebenarnya sudah 3 tahun ini ingin menulis segala sesuatu tentang F1 dan sepakbola,mulai sekarang akan saya luapkan dengan bebas.Ya,saya suka sepakbola dan balapan F1,tapi apa saya memujanya secara berlebihan?rasanya tidak,ini akan terlihat dari tulisan-tulisan saya,silahkan membaca selamat menikmati.
Oke,back to topic,silahkan buka aneka situs soal sejarah F1,atau bisa juga anda sudah cukup ingat ketika persaingan hebat itu terjadi,persaingan yang melegenda bahkan menjadi sebuah saga rivalitas dalam benak para penggemar F1.Persaingan yang dimaksud adalah persaingan 2 diantara pembalap terhebat yang pernah dimiliki ajang F1, Alain Prost dari Prancis kontra mendiang Ayrton Senna dari Brazil.

Kenapa rivalitas itu begitu melegenda?pertama tentu saja karena Prost dan Senna adalah pembalap-pembalap F1 terbaik di era itu,bahkan mungkin sampai sekarang,dengan gaya balap yang bertolak belakang.Kedua,begitu sengitnya persaingan hingga terbawa sampai menjadi perseteruan pribadi antara dua pribadi yang juga bertolak belakang itu.Ayrton Senna yang kalem diluar lintasan adalah pribadi sanguinis yang menjadikan balapan sebagai sarana menemukan batas-batas pribadinya,ia membalap dengan agresif mengandalkan intuisi dan gairah yang meluap-luap.Sementara Alain Prost dijuluki 'The Professor' karena gaya balapnya yang kalem dan kemampuan teknisnya untuk menentukan setting mobil yang pas dan menentukan strategi serta taktik sepanjang tiap balapan.

Ketika menjadi team mate di McLaren pada musim balapan 1988 (Senna dikontrak atas rekomendasi Prost pada Ron Dennis),berdasar statistik balap keduanya,Prost dianggap sebagai raja F1 saat itu,dan Senna adalah rising star alias putra mahkota F1,dua bakat besar dan pribadi bertolak belakang ternyata menghasilkan persaingan sengit didalam tim McLaren F1 sendiri hingga 2 musim balapan berikutnya.

Begitu juga apa yang kita lihat pada Alonso dan Hamilton,keduanya adalah para pencatat rekor sebelum bergabung di McLaren F1 pada musim 2007. Pada usia 22 tahun Alonso bahkan mampu memecah kebuntuan dengan menjadi salah satu dari sedikit pembalap diluar Ferrari yang bisa memenangkan suatu balapan pada musim 2003,suatu era dimana Schumacher-Ferrari mendominasi nyaris secara total.Sedangkan Hamilton terus-menerus meraih juara di tiap level balapan open wheel yang diikutinya sejak ia berusia 9 tahun.
Saat dikontrak McLaren,Alonso yang juara 2 kali berturut-turut termuda dianggap sebagai pelanjut dominasi Michael Schumacher - Raja F1 saat itu. Hamilton,dengan segala rekor kemenangannya di seri-seri dibawah F1 dianggap sebagai anak ajaib - Pangeran F1.

Tampaknya formula Dream Team yang coba diulang Ron Dennis dalam ambisinya untuk memburu juara konstruktor kembali menimbulkan "efek samping" krisis prioritas dalam tim. Sumber daya dalam satu tim,sekaya apapun,adalah terbatas maut tak mau akan ada pembedaan fasilitas yang diterima tiap pembalap.Manakala dua pembalap sama-sama hebat,sama-sama punya peluang juara disitulah dilema mulai timbul,Alonso yang merasa berhak didahulukan sebagai juara dunia (sudah terbukti),toh Hamilton bukan pembalap sembarangan dengan sederet prestasi prestasi saat dibawah pengkaderan Ron Dennis dalam Youth System McLaren.

Musim 2008 telah membuktikan status anak ajaib Hamilton dengan merebut Driver's Champion,sementara Alonso dengan mobil yang kalah kualitas secara signifikan dari mobil2 McLaren,Ferrari ataupun BMW toh mampu meraih 2 kemenangan.Musim depan,konon timnya Alonso,Renault telah jauh-jauh hari mempersiapkan mobil.Tentu kita berharap mobil itu akan cukup kencang dan reliabel untuk menantang McLaren (dan jg Ferrari),karena saya pribadi berharap saga Hamilton vs Alonso akan berlanjut,ditambah munculnya penantang-penantang muda hebat seperti Vettel,Kubica,Kovalainen dan,tentu saja,duo Ferrari,dan penggunaan kembali ban flat,musim F1 akan semakin mendebarkan.Semoga...!!

Friday, 31 October 2008

Teladan Dari Lilin (Lilin Tidak Buruk)


Mungkin beberapa dari kita,terutama yg pernah ikut organisasi atau pelatihan
SDM,sudah pernah membaca atau mendengar kalimat (yg maksudnya) motivasi berikut ini :

"Janganlah jadi seperti lilin,dia menyinari sekitarnya tapi dia sendiri hancur meleleh..."

Saya kurang setuju dengan kalimat diatas karena beberapa alasan :

-kalau tidak menyinari sekitarnya,trus lilin mau mengerjakan apa?

-adakah satu hal di dunia yang tidak akan habis dipakai,meski kita berusaha
sekuat mungkin untuk menghematnya(termasuk jasmani kita)?

Oke awalnya memang terkesan konyol mempermasalahkan kalimat tersebut,tapi
menurut saya it leads us to a wrong wisdom,ia menuntun kita ke hikmah yang
salah.

Mempermasalahkan lilin yang meleleh setelah ia bersinar sama saja mempermasalahkan mereka yang kehabisan tenaga karena aktif dalam operasi
kemanusaiaan di daerah bencana,atau mempermasalahkan seorang guru yang
mendedikasikan nyaris seluruh waktunya
untuk mendidik murid2nya,mempermasalahkan lilin yg meleleh setelah bersinar sama juga kita mempermasalahkan seorang petugas pemadam kebakaran yang terluka saat mati2an berusaha menyelamatkan seorang anak yg
terjebak dalam gedung yang terbakar,juga mempermasalahkan seorang ibu yang mengorbankan nyawanya sendiri demi hidup anaknya.

Justru lilin telah memberikan teladan pada kita tentang dedikasi dan kesetiaan
terhadap jati diri apapun hasil dari kesetiaan tersebut.Ia paham saat lampu,lentera,obor telah padam maka ialah harapan satu-satunya untuk sebuah
pencerahan,meski karena itu ia mesti meleleh dan pelan-pelan pudar,ia paham
bahwa alasan dia diciptakan adalah untuk menerangi.

Kalau bukan karena adanya "lilin-lilin" (para guru,ibu-bapak,pemungut sampah
dll) yang hidup dan mengabdikan dirinya disekitar kita,mungkin kita tidak akan
pernah tahu apa arti kasih sayang,tidak pernah ada masyarakat yang utuh.

Justru bagi saya lilin adalah perwujudan (embodiment) dari cinta dalam bentuknya yang paling mulia,refleksi paling cerah dari cinta Alloh SWT pada hamba2nya.

Seperti kisah tiga sahabat Rasul yang terluka parah hingga ajal tinggal
selangkah dalam satu peperangan,ketiga sahabat tersebut akhirnya syahid setelah tetap saling mendahulukan saat akan diberi minum,adakah kita akan menyebut mereka sebagai "lilin yang meleleh
setelah bersinar"??atau justru "lilin-lilin" mereka yang sinarnya terus
benderang ribuan tahun sesudah tubuh mereka memudar dari dunia??

Linux Sulit??Anak SD Aja Bisa


[quote title=Tunjung wrote on Fri, 29 August 2008 22:13]Hehe,tulisan ini sebenarnya telat 1,5 bulan dari momentum,tapi lebih baik saya publish daripada tidak sama sekali.

Ini cerita 100% pengalaman nyata soal ternyata begitu mudahnya Linux digunakan.

Tanggal 9 Juli kemaren saya membuka sebuah warnet baru di kota kecil diujung timur Jawa Timur bernama Banyuwangi (tuh kecil kan),rencana awal sih,seperti biasa,Windows XP jadi pilihan pertama (kalau tidak dibilang satu-satunya) yg terlintas sebagai pilihan operating system.Namun apa daya untuk sebuah warnet dengan 20 PC client dibutuhkan setidaknya 15 juta hanya untuk pengadaan OS (20 PC x 750rb/license XP Home).Sempat terpikir (khas orang Indonesia) untuk menggunakan license gado-gado alias setengah resmi setengah b*j*k*n.Tapi ah alangkah tidak tenangnya,saya membayangkan harus mencari dan "memberi makan" beking aparat supaya warnet itu dapat terus hidup.

Kemudian kami jalan-jalan cari alternatif,teringat oleh saya sebuah warnet di Malang yang memakai OS Linux Ubuntu,yang meski ga mirip2 amat dgn Windows tapi saya tidak pernah terlalu kesulitan klo lagi main di warnet itu.Langsung browsing dan berburu majalah dan buku soal Linux.Kami menemukan ternyata memang Linux Ubuntu dirancang untuk memudahkan konversi pengguna dari Windows ke Linux.Jadilah palu diketok (kayak sidang aja) Linux Ubuntu akan jadi pilihan kami ditambah beberapa tweaking untuk membuatnya mirip secara tampilan dengan WinXP.

Singkat cerita instalasi software dan hardware pun berjalan dibantu seorang teman (skrg manajer warnet) sampai pada waktunya kami menerima staff.Staff baru itu,seorang lulusan SMA, datang ketika kami masih sibuk membereskan beberap hal,setelah wawancara singkat lgs saja kami silahkan dia untuk online dulu.Beberapa saat kemudian si karyawan bertanya "mas aku download ... (menyebut salah satu judul game online) ya?","loh buat apa?"balas teman saya;"ya buat main mas",tersenyum,baru kami sadar kalau belum sekalipun memberitahukan OS yang kita pakai adalah bukan Windows,yang tentu saja game tersebut tidak akan bisa dimainkan,tapi yg lebih menyenangkan tentu saja itu artinya dia (si karyawan) tidak kesulitan sama sekali mengoperasikan PC ber-OS Linux Ubuntu,BEGITU TIDAK SULITNYA SAMPAI DIA TIDAK SADAR OS YANG IA PAKAI BUKANLAH WINDOWS =).

Pun begitu dengan hari-hari ketika warnet telah beroperasi secara normal,tidak ada kesulitan serius,kalau tidak bisa dibilang tidak ada masalah,dari user soal cara mengoperasikan OS Linux Ubuntu dan program-program didalamnya.FYI,warnet kami terletak didekat beberapa sekolah dan kantor pemerintah.Sering juga siswa SD dan SMP online di warnet kami,tanpa kesulitan berarti.

Kalaupun ada satu pertanyaan yang sering diajukan oleh para user adalah "mas gimana caranya matiin flashdisk saya",hehe,tentu kita ingat kalau terbiasa di Windows klik di pojok kiri bawah "Safely Remove Hardware",well dengan Ubuntu memang tidak bisa seperti itu......tapi lebih mudah,tinggal klik kanan di drive yg dimaksud dan pilih "unmount",selesai=).

So,apakah Linux sulit??masa sih?anak SD aja bisa kok.

Belum lagi soal ketahanan virus.Kita tahu,salah satu tempat paling mudah kalau kita ingin flashdisk tertular virus (virus komputer tentunya) adalah warnet.Nah sejak mulai beroperasi hingga sekarang,TIDAK SEKALIPUN kami berurusan dengan brontok dkk,spyware,trojan dan virus atau malware lain sejenisnya.

Kamu takut dengan Linux bakal kehilangan tampilan komputermu yg berwarna-warni dengan aneka hiasan dan gambar??Hehe,ga perlu,silahken browsing aneka wallpaper,widget,desklet di banyak situs dan nyaris semuanya bisa didapat dengan gratis (tapi tetep bayar koneksi).

So,beralih ke Linux,siapa takut[/quote]

Wednesday, 7 May 2008

The Colorful Osing,Oleh-Oleh dari Banyuwangi


Cerita mengenai suku Osing berawal dari perkenalanku dengan Imam Mustakim,op salah satu warnet mentereng di Malang,Jawa Timur sekitar 2 tahun yang lalu.

Lewat denyut-denyut Byte di chatroom #Cafeislam perkenalan itu berlanjut ke pertemanan hingga kesepakatan untuk mendirikan sebuah warnet di kota kelahirannya tersebut. Kebetulan sekali,momen pendirian warnet bertepatan dengan pernikahan yang telah lama ia rencanakan dengan seorang wanita asal Malang,aku pun menawarkan diri "wes aku ae tukang fotone". Aku dan Imam sempat bercanda bahwa motivasiku sebenarnya untuk mau jadi tukang foto amatiran sebenarnya adalah supaya aku punya akses sepuasnya memandangi kecantikan gadis2 Banyuwangi tanpa rasa bersalah maupun pandangan risih dari orang-orang,"tukang foto kok",gojlok Imam.Tapi tentu saja itu hanya candaan,sejak kecil aku adalah peminat fotografi, selain itu masa pembangunan warnet sedang reses bersamaan dengan proses pernikahan Imam (yang nantinya akan berperan sebagai manajer warnet) jadi praktis aku nganggur, kenapa tidak beramal untuk teman skaligus menyalurkan hobi ,tapi hehe...klo ada gadis yg tertambat hatinya pada si tukang foto,ya bukan salah dia juga toh=) (silahkan diprotes...).

So here it is,gear yang saya pakai sepanjang acara adalah sebuah Kamera Digital Prosumer Konica-Minolta DiMAGE 7Hi dengan lensa zoom optical built in (ekivalen) 28-200 mm,untuk ukuran kamera digital,kamera ini sudah cukup tua maka prosesor gambar maupun buffer memory-nya belum secanggih kamera-kamera digital terbaru yang jauh lebih cepat,oleh karena itu saya set resolusi sepanjang acara ke 2720x1560 pixel lebih besar dari itu akan makan waktu 4-10 detik bagi kamera untuk menyimpan image yg baru diambil,semua peminat foto tentu tahu 10 detik dalam situasi objek bergerak terasa seperti selamanya (10 detik untuk selamanya??~_~), dan ditenagai baterai Rechargeable Energizer,media penyimpan yang digunakan Compact Flash (CF) Transcend 1 Gb .Cuma itu??no external Falshgun,no tripod,no umbrellas?no frills...??yup,cuma itu,sederhana bahkan terkesan "miskin",persetujuan untuk memakai tenaga saya sebagai tukang foto hanya beberapa hari menjelang hari-H,jadi saya tidak sempat melobi ayah untuk pinjam salah satu flashgun miliknya (lupa tipenya,bawaan Minolta Dynax-700 Si). Jadi kreativitas menjadi kata kunci,karena semalaman "pelita penerang" foto2 saya hanyalah built-in flash DiMAGE 7Hi yang mungil,dalam beberapa situasi kmu akan melihat foto-foto yang goyang ataupun efek gerakan yg terlihat jelas,ya itu karena teknik slow-sync (ditengah-tengah pesta yang riuh rendah dan orang berlalu lalang kesana kemari...) banyak digunakan pada sesi malam.




Panggung pelaminan berwarna warni,tepat didepan pelaminan terdapat susunan kayu berbentuk gerbang,sebagai simbolisasi kedua pengantin yang akan memasuki kehidupan baru.

All-Out Feast, aneka cemilan khas menyambut para tamu.








Wednesday, 22 August 2007

Surabaya : Untuk Siapa??


Sorry bro and sis,let's get down to some serious matter this time around...

Tidak ada kesempatan spesial yg me-latarbelakang-i tulisan ini, bukan hari ulang tahun Surabaya ato apapun.Hanya saja setelah nyaris 3 bulan ini pindah dari Surabaya dan stay di
Malang,jarak yg ada membuatku lebih bisa ber-refleksi terhadap kota tempat aku lahir dan besar ini.Tiap kali aku pulang untuk suatu urusan selalu saja muncul dorongan kuat untuk memuntahkan kesan2ku terhdap-nya.

Kejadian mutakhir paling menarik buatku adalah peristiwa terbakarnya Pasar Turi dan ruwetnya nasib para pedagang penghuninya pasca peristiwa tersebut.Muncul berita bahwa pihak Pemkot terkesan menunda pembangunan tempat penampungan sementara di lokasi bekas pasar yg terbakar dan ada sinyalemen bahwa penundaan ini terkait dengan ambisi beberapa investor untuk menguasai lahan yg memang sangat strategis tersebut serat mengubahnya menjadi mall dan sejnisnya.Para pedagang pasar tersebut pun serta-merta menolak masuknya investor untuk menguasai dan mengelola pasar terbesar Surabaya tersebut,mereka khawatir bila diubah jadi mall pasar akan kehilangan identitasnya belum lagi resiko membumbungnya harga stand yg akan memaksa para pedagang menaikkan harga
barang2 jualannya,ujung-ujungnya para pelanggan setia akan pelan2 meninggalkan pasar yg sudah jadi trademark Surabaya ini.

Tentu saja pikiranku melayang ke Pasar Kapas Krampung yg sekarang disebut Pasar Tambah Rejo itu. Nasib pasar ini mirip dengan Pasar Turi,terbakar,dan kemudian seorang investor masuk dan menyulapnya menjadi "pasar modern"(baca:mall),hasilnya...??Gagal total,dari saat diresmikan tahun 2006 hingga saat ini kios2 Pasar Tambah Rejo aka Kapas Krampung belum ada setengahnya berisi,padahal dulu Kapas Krampung adalah salah satu pasar terbesar di Surabaya.Alasan para pedagang tdk mau mengisi stand2 di pasar tersebut klasik :harganya kemahalan!!

Fenomena dua pasar diatas mewakili rancunya kebijakan dan pembangunan Surabaya pada umumnya.

Mall dan pertokoan kelas atas terus dibangun sementara sentra2 ekonomi tradisional masyarakat terus ditelantarkan,padahal emang siapa juga yg mau beli barang di mall2 itu??

Izin pembangunan perumahan2 mewah terus dikeluarkan,terutama di kawasan barat Surabaya,sementara pembangunan Rumah Susun Sehat yg telah lama dijanjikan tidak kunjung jelas nasibnya,padahal siapa yg mau beli rumah2 mewah di kompleks2 itu??

Universitas dan fasilitas pendidikan kelas atas,yg dampaknya pada kepentingan pencerdasan nasional meragukan itu,terus bermunculan.Bagaimana tidak,kurikulumnya mengacu luar negeri,bahasa pengantar sehari-harinya bahasa Inggris,bidang2 studinya sangat tipikal semata-mata memenuhi kepentingan komersial macam IT,Manajemen,Desain Produk dll,mana ada yg punya bidang studi semisal:Fisika Murni ato Sastra Indonesia yg kurang keren tapi sangat dibutuhkan.Ki Hajar Dewantara bakal celingukan nyari2 kemana pepatah "tutu wuri handayani"nya.Apalagi mereka dengan bangga menjanjikan:"anak anda akan kami bentuk menjadi manusia yg mampu bersaing di tingkat global!!",tdk astupun yg menjanjikan "membentuk manusia yg sadar dan peka lingkungan".Belum lagi biaya pendidikan yg melambung begitu tinggi membuat eksklusifitas menjadi niscaya bagi para peserta didiknya.Sementara itu di jalanan tercecer anak-anak usia sekolah tanpa kejelasan nasib.

Satu pertanyaan tersisa : Surabaya ini untuk siapa??Lebih khusus lagi,pembangunan Surabaya ini didesain untuk menguntungkan siapa??tidak cukupkah pelajaran dari Era-Suharto,yg
berkeyakinan dengan memusatkan kemakmuran pd segelintir orang maka kemakmuran akan menyebar ke seluruh kalangan,yg gagal itu. Kita tidak akan bisa melangkahi hukum proses,no matter what.Melanggarnya hanya akan menimbulkan "lubang" dalam bangunan,lubang yg pada
waktu yg tepat akan meruntuhkan seluruh bangunan.

Proses tidak bisa tidak,harus dimulai dari bawah,yg dlm hal ini berarti pemberdayaan masyarakat golongan bawah.Kalau kita tidak punya bangunan yg "representatif"(baca:mewah),so what gitu loh?emangnya kita sudah perlu bangunan macam itu??Dalih,"bagaimana kalau ada orang asing berkunjung ke Surabaya dan tidak ada tempat representatif untuk hiburan mereka??",ya lebih baik kita tampilkan diri kita apa adanya tak usah berpura-pura makmur. Lebih baik mereka (orang2 asing) melihat sebuah kota yg fasilitas2nya sederhana tapi dengan penduduk yg ramah serta keamanan yg terjamin adripada sebuah kota metropolis berfailitas wah tapi penduduknya saling curiga dan tingkat kejahatannya sangat tinggi karena masyarakatnya hidup dalam ketimpangan.