Thursday, 21 June 2007
SPMB : Emang Kuliah Perlu???
Emang Kuliah Perlu???
Sedikit refleksi,introspeksi maupun provokasi...hehe
SPMB menjelang, temen-temen yg baru lulus SMA pasti lagi giat2nya pusing (pusing kok giat) =),latihan soal-lah,belajar ampe begadang-lah,puasa-lah,tirakat-lah deelel demi untuk menembus kursi Perguruan Tinggi Negeri(PTN)yg diincar.
SPMB semakin dekat tapi aku berani taruhan,sebagian besar dari kalian masih bingung :
Mau Kuliah Dimana Aku??
Oke beberapa diantara kita memang sudah jauh-jauh hari mematok cita-citanya ingin jadi dokter, ekonom, teknokrat. Orang2 seperti ini ga lagi bingung mo milih jurusan apa dan PTN mana. Tp gw yakin yg kaya gini GA SAMPE SEPEREMPAT dari kita smua yg ikut SPMB.
Sebagian lagi mematok target pesimis dengan "ah yg penting bisa masuk PTN deh",maka ia memilih jurusan yg diperkirakan peminatnya tidak banyak dengan harapan pesaing akan lebih sedikit,meski ia sendiri ga tahu sama sekali soal jurusan yg dipilihnya itu.
Sebagian lagi memilih kuliah di PTN yg dekat dengan tempat tinggalnya,meski ia tahu jurusan yg diinginkannya tidak tersedia di PTN tersebut.
Sebagian lagi kuliah karena "ah temen-temen gw pada kuliah masa gw kagak" atau "ya emang udah gitu jalannya : sekolah,kuliah,kerja,kawin,punya anak,tua,mati",tanpa sama sekali punya cita-cita buat dirinya sendiri.
Sebagian yg lain benar-benar bingung dan ga punya bayangan apa-apa soal dimana dia ingin kuliah,akhirnya ia pun menyerahkan keputusan pada orang lain semisal orang tua,saudara,sahabat atopun pacar.
Nah dari 3 paragraf terakir yg mewakili 3 kasus berbeda kita bisa simpulkan satu benang merah,benang merah berupa pikiran bahwa "pokoknya kuliah..."
Benarkah kita harus kuliah??
Sebelum kita milih jurusan apapun di PTN manapun pastikan kita tahu kenapa kita harus kuliah,benarkah kmu emang pingin kuliah?
Kuliah memang penting,tapi jelas bukan satu-satunya jalan untuk sukses,banyak kok orang sukses yg kuliahnya ga sukses (DO/alias ga selesai) ato ga kuliah sama sekali.Bill Gates,Thomas Alva Edison,Wright bersaudara,KH Agus Salim adalah beberapa nama yg bisa disodorkan.
Aku nganjurin supaya ga kuliah??
Bukan gitu,kita smua tahu klo kuliah butuh biaya,tenaga,pikiran yg ga sedikit.Yg mungkin krn kuliah itu biaya,tenaga dan pikiran tersebut susah digunakan untuk yg lain lagi,alias kita kudu total di kuliah.Sayang kan kalo biaya,tenaga,pikiran itu akhirnya terbuang percuma karena kita ga sungguh-sungguh lantaran kita ternyata ga cocok ma bidang studi yg kita pilih-lah,ato ternyata ga setuju sama metode pendidikan formal di universitas/PTN yg bersangkutan.
Kalau kamu blom merasa pengen kuliah,ya udah jangan kuliah dulu.Gunakan waktumu untuk menggali habis-habisan jatidirimu.
Loh kok??ya udah lewatkan dulu SPMB/penerimaan mahasiswa baru tahun ini,ikut tahun depannya.Tapi jangan biarkan waktu 1 tahun in berlalu gitu aja,gunakan bener-bener untuk menemukan apa sebenarnya maumu,apa sebenarnya yg kamu suka.Isi misalnya dengan bekerja apa saja,asal halal,lupakan rasa gengsi.Atau terjunlah ke kegiatan-kegiatan sosial.Atau simply diem dirumah.During the time,percaya deh,kmu akan mulai merasakan 'panggilan-panggilan' didalam hatimu,apa yg bener2 pengen kamu lakukan dan dimana kmu pengen lakukan itu.Buat yg milih diam dirumah : Kejenuhan akibat berdiam diri atau rasa malu yg mulai muncul akibat berdiam diri dirumah; atau buat yg milih sibuk : semangat yg muncul dari melakukan kegiatan-kegiatan akan mengkristal dan menjadi dorongan kuat untuk segera melakukan sesuatu,nah BINGO!!u've got what it takes,kamu dapet 'kunci ajaib'nya.
Jadi ketika penerimaan mahasiswa tahun berikutnya datang,kalau kamu akhirnya memang pengen kuliah,maka insyaAlloh semangat buat kuliah kuat.Yg akhirnya milih ga kuliah,kamu akhirnya melakukan sesuatu dengan yakin bukan karena rasa malu.
Jadi buat yg mau mulai kuliah tahun ini, mari kita bertanya pada diri sendiri :
EMANG GUA PERLU KULIAH???
Oke,selamat berjuang,banzai,ganbatte,chaiyoo!!!
No pain no gain
Alloh be with us all
1 Response to "SPMB : Emang Kuliah Perlu???"
Untuk tambahan, ini aku sedikit tambahan cerita, dengan sedikit merubah sana sini, agar lebih enak diceritakan dan juga keterbatasan ingatan detail kejadian ini:
Sudah setahun kuliah, kebanggaan akan diterima di kampus negeri sedikit demi sedikit luntur. Kebanggaan menggunakan lebel almamater sedikit demi sedikit mulai membosankan. lingkungan yang dulunya memuja-puji, sekarang kembali normal lagi, tenang. Yang tersisa adalah ketatnya jadwal kuliah, beratnya mata kuliah, dan membosankannya lingkungan kuliah.
Pada masa ini, berbagai kiat kita mengatasinya,
1. Mendaftar lagi ke kampus yang diminati, bukan asal kuliah seperti saat ini.
2. Bertahan dengan segala ketidaknyamanan, dengan mencari stimulus agar bisa tetap bertahan dengan mengejar lawan jenis, pikirnya dengan cinta, di gurunpun bisa seperti pantai kuta:)
3. Menyadari kemampuan diri, kita diterima disini, karena level kita ini memang segini, karena kebanyakan kita merasa seperti terhebat di sekolah, padahal itu temen sebangku kita, terhebat sekota, padahal itu teman satu sekolah kita. dan seterusnya yang sebetulnya kisah sukses orang lain yang kebetulan dekat dengan kita, kita anggap kita sendiri yang sukses.
4. Bersikap masa bodoh, toh selama ini dengan bersikap masa bodoh, kehidupan kita berjalan baik baik saja. jadi buat apa dipikir susah susah.
5. Pindah jurusan kalau itu masih memungkinkan meski harus mengorbankan uang dan sks.
6. berhenti kuliah, meski kita ingin memilih item 1~5, tapi kondisi orang tua dan seluruh pendukungnya tidak mampu untuk membiayai kita, maka dengan berat hati harus berhenti.
7 Bunuh diri, ini bukan mengada ada, salah satu temanku gantung diri. entah karena apa, namun karena dia melakukannya di kos, dan tidak ada indikasi dan kegiatan lain dari dia selain kuliah, sedikit banyak masalah kuliah ini yang mempengaruhinya.
Dengan semangat membantu dalam kebingungan, berdatangan mahasiswa2 baru mencari tumpangan sementara untuk pendaftaran ulang, orientasi kampus dan macam macam acara yang gak penting tapi di penting pentingin. Tiba tiba kami punya ide mengacak acak mahasiswa baru yang kami beri ijin untuk numpang di kos.
Pertama :
Kami menemui seorang mahasiwa baru, dia dari keluarga berada, pemilik pabrik gula atau setingkat itulah keluarganya. dengan dukungan finansial diatas kami, kami simpulkan bahwa dia tak pantas untuk kuliah disini. Minimal dari minat dia masuk kuliah, yang penting kuliah, untuk menjaga nama keluarga dll. yang kesemuanya jauh dari tujuan didirikannya kampus. (hehe emang tau tujuan didirikannya kampus?).
Kami provokasi dia untuk mundur dari kuliah, kami gambarkan diri diri kami dihadapannya sebagai korban korban yang tak berdaya. dan menyatakan dia masih bisa tertolong kalo saat ini dia menyatakan mengundurkan diri dari kampus yang susah payah dia capai. dengan semangat reformasi yang kebablasan, beberapa hari akhirnya tembus juga, dia akhirnya menyatakan "mengundurkan diri", namun dengan satu permintaan, dia ingin sehari saja kuliah, karena sudah banyak yang telah dia lakukan untuk sampai hadir disini.
entah harus bagaimana kami menyikapinya, ini rasa baru yang kami rasakan sepanjang hidup ini. silahkan definisikan sendiri.
Kedua:
Aku kedatangan tamu, sama, mahasiswa baru, dari palembang. Dari pembicaraannya aku tangkap bahwa dia kecewa dengan kondisi, suasana dan segala yang berhubungan dengan kampus ini. ya iya lah hehe. Tiba tiba aku tergerak memprovokasi dia untuk bertahan, bahkan tidak hanya bertahan tetapi menyerang!
doktrinku:
1. Jangan manja, ini bukan SMA yang semua ilmu diberikan di depan kelas, dicatat trus tes sesuai dengan catatan. Ini adalah lembaga intelektual, bersikaplah intelek!
2. Dengan kondisi kampus seperti ini, kalau kamu ingin menonjol, akan lebih mudah disini daripada di kampus kampus favorit. Jangankan untuk menonjol, dikenal saja sudah perlu usaha keras.
3. dengan kemampuan yang terbatas, kamu bisa melakukan lebih banyak disini dibanding di kampus favorit. Menjadi terpandai di jurusan, menjadi pemimpin sebuah gerombolan apapun, karena kemampuan lingkunganmu dibawahmu. Dan ujung ujungnya kamu akan menjadi utusan kampusmu, bertemu dengan utusan kampus kampus favoritmu, duduk sejajar dengan mereka. sesuatu yang tak mungkin kamu dapatkan apabila kamu masuk kampus favorit itu.
selebihnya adalah nasehat teknis bagaimana menguasai massa di kampus.
wuih, akhirnya dia bulatkan tekad untuk bertahan, bahkan menyerang!
Suatu hari beberapa tahun kemudian, aku berpapasan dengan sekelompok mahasiswa yang sepertinya melakukan demonstrasi, aku acuh saja lewat. dari tengah tengah mereka berlari seorang pemuda dengan wajah ceria, "mas, makasih nasehatnya dulu," aku tatap wajahnya yang tersenyum bangga diantara wajah wajah idealis demonstran.
kembali aku tidak mengerti, perasaan apa yang aku rasakan dan sikap apa yang harus aku ambil selain tersenyum.
dengan kedua kasus itu, aku tidak tahu mana nasehatku yang benar.
Leave A Reply