Hehehe,akhirnya saya tidak tahan juga untuk tidak menulis,sebenarnya sudah 3 tahun ini ingin menulis segala sesuatu tentang F1 dan sepakbola,mulai sekarang akan saya luapkan dengan bebas.Ya,saya suka sepakbola dan balapan F1,tapi apa saya memujanya secara berlebihan?rasanya tidak,ini akan terlihat dari tulisan-tulisan saya,silahkan membaca selamat menikmati.
Oke,back to topic,silahkan buka aneka situs soal sejarah F1,atau bisa juga anda sudah cukup ingat ketika persaingan hebat itu terjadi,persaingan yang melegenda bahkan menjadi sebuah saga rivalitas dalam benak para penggemar F1.Persaingan yang dimaksud adalah persaingan 2 diantara pembalap terhebat yang pernah dimiliki ajang F1, Alain Prost dari Prancis kontra mendiang Ayrton Senna dari Brazil.
Kenapa rivalitas itu begitu melegenda?pertama tentu saja karena Prost dan Senna adalah pembalap-pembalap F1 terbaik di era itu,bahkan mungkin sampai sekarang,dengan gaya balap yang bertolak belakang.Kedua,begitu sengitnya persaingan hingga terbawa sampai menjadi perseteruan pribadi antara dua pribadi yang juga bertolak belakang itu.Ayrton Senna yang kalem diluar lintasan adalah pribadi sanguinis yang menjadikan balapan sebagai sarana menemukan batas-batas pribadinya,ia membalap dengan agresif mengandalkan intuisi dan gairah yang meluap-luap.Sementara Alain Prost dijuluki 'The Professor' karena gaya balapnya yang kalem dan kemampuan teknisnya untuk menentukan setting mobil yang pas dan menentukan strategi serta taktik sepanjang tiap balapan.
Ketika menjadi team mate di McLaren pada musim balapan 1988 (Senna dikontrak atas rekomendasi Prost pada Ron Dennis),berdasar statistik balap keduanya,Prost dianggap sebagai raja F1 saat itu,dan Senna adalah rising star alias putra mahkota F1,dua bakat besar dan pribadi bertolak belakang ternyata menghasilkan persaingan sengit didalam tim McLaren F1 sendiri hingga 2 musim balapan berikutnya.
Begitu juga apa yang kita lihat pada Alonso dan Hamilton,keduanya adalah para pencatat rekor sebelum bergabung di McLaren F1 pada musim 2007. Pada usia 22 tahun Alonso bahkan mampu memecah kebuntuan dengan menjadi salah satu dari sedikit pembalap diluar Ferrari yang bisa memenangkan suatu balapan pada musim 2003,suatu era dimana Schumacher-Ferrari mendominasi nyaris secara total.Sedangkan Hamilton terus-menerus meraih juara di tiap level balapan open wheel yang diikutinya sejak ia berusia 9 tahun.
Saat dikontrak McLaren,Alonso yang juara 2 kali berturut-turut termuda dianggap sebagai pelanjut dominasi Michael Schumacher - Raja F1 saat itu. Hamilton,dengan segala rekor kemenangannya di seri-seri dibawah F1 dianggap sebagai anak ajaib - Pangeran F1.
Tampaknya formula Dream Team yang coba diulang Ron Dennis dalam ambisinya untuk memburu juara konstruktor kembali menimbulkan "efek samping" krisis prioritas dalam tim. Sumber daya dalam satu tim,sekaya apapun,adalah terbatas maut tak mau akan ada pembedaan fasilitas yang diterima tiap pembalap.Manakala dua pembalap sama-sama hebat,sama-sama punya peluang juara disitulah dilema mulai timbul,Alonso yang merasa berhak didahulukan sebagai juara dunia (sudah terbukti),toh Hamilton bukan pembalap sembarangan dengan sederet prestasi prestasi saat dibawah pengkaderan Ron Dennis dalam Youth System McLaren.
Musim 2008 telah membuktikan status anak ajaib Hamilton dengan merebut Driver's Champion,sementara Alonso dengan mobil yang kalah kualitas secara signifikan dari mobil2 McLaren,Ferrari ataupun BMW toh mampu meraih 2 kemenangan.Musim depan,konon timnya Alonso,Renault telah jauh-jauh hari mempersiapkan mobil.Tentu kita berharap mobil itu akan cukup kencang dan reliabel untuk menantang McLaren (dan jg Ferrari),karena saya pribadi berharap saga Hamilton vs Alonso akan berlanjut,ditambah munculnya penantang-penantang muda hebat seperti Vettel,Kubica,Kovalainen dan,tentu saja,duo Ferrari,dan penggunaan kembali ban flat,musim F1 akan semakin mendebarkan.Semoga...!!