Friday, 31 October 2008

Teladan Dari Lilin (Lilin Tidak Buruk)


Mungkin beberapa dari kita,terutama yg pernah ikut organisasi atau pelatihan
SDM,sudah pernah membaca atau mendengar kalimat (yg maksudnya) motivasi berikut ini :

"Janganlah jadi seperti lilin,dia menyinari sekitarnya tapi dia sendiri hancur meleleh..."

Saya kurang setuju dengan kalimat diatas karena beberapa alasan :

-kalau tidak menyinari sekitarnya,trus lilin mau mengerjakan apa?

-adakah satu hal di dunia yang tidak akan habis dipakai,meski kita berusaha
sekuat mungkin untuk menghematnya(termasuk jasmani kita)?

Oke awalnya memang terkesan konyol mempermasalahkan kalimat tersebut,tapi
menurut saya it leads us to a wrong wisdom,ia menuntun kita ke hikmah yang
salah.

Mempermasalahkan lilin yang meleleh setelah ia bersinar sama saja mempermasalahkan mereka yang kehabisan tenaga karena aktif dalam operasi
kemanusaiaan di daerah bencana,atau mempermasalahkan seorang guru yang
mendedikasikan nyaris seluruh waktunya
untuk mendidik murid2nya,mempermasalahkan lilin yg meleleh setelah bersinar sama juga kita mempermasalahkan seorang petugas pemadam kebakaran yang terluka saat mati2an berusaha menyelamatkan seorang anak yg
terjebak dalam gedung yang terbakar,juga mempermasalahkan seorang ibu yang mengorbankan nyawanya sendiri demi hidup anaknya.

Justru lilin telah memberikan teladan pada kita tentang dedikasi dan kesetiaan
terhadap jati diri apapun hasil dari kesetiaan tersebut.Ia paham saat lampu,lentera,obor telah padam maka ialah harapan satu-satunya untuk sebuah
pencerahan,meski karena itu ia mesti meleleh dan pelan-pelan pudar,ia paham
bahwa alasan dia diciptakan adalah untuk menerangi.

Kalau bukan karena adanya "lilin-lilin" (para guru,ibu-bapak,pemungut sampah
dll) yang hidup dan mengabdikan dirinya disekitar kita,mungkin kita tidak akan
pernah tahu apa arti kasih sayang,tidak pernah ada masyarakat yang utuh.

Justru bagi saya lilin adalah perwujudan (embodiment) dari cinta dalam bentuknya yang paling mulia,refleksi paling cerah dari cinta Alloh SWT pada hamba2nya.

Seperti kisah tiga sahabat Rasul yang terluka parah hingga ajal tinggal
selangkah dalam satu peperangan,ketiga sahabat tersebut akhirnya syahid setelah tetap saling mendahulukan saat akan diberi minum,adakah kita akan menyebut mereka sebagai "lilin yang meleleh
setelah bersinar"??atau justru "lilin-lilin" mereka yang sinarnya terus
benderang ribuan tahun sesudah tubuh mereka memudar dari dunia??

Linux Sulit??Anak SD Aja Bisa


[quote title=Tunjung wrote on Fri, 29 August 2008 22:13]Hehe,tulisan ini sebenarnya telat 1,5 bulan dari momentum,tapi lebih baik saya publish daripada tidak sama sekali.

Ini cerita 100% pengalaman nyata soal ternyata begitu mudahnya Linux digunakan.

Tanggal 9 Juli kemaren saya membuka sebuah warnet baru di kota kecil diujung timur Jawa Timur bernama Banyuwangi (tuh kecil kan),rencana awal sih,seperti biasa,Windows XP jadi pilihan pertama (kalau tidak dibilang satu-satunya) yg terlintas sebagai pilihan operating system.Namun apa daya untuk sebuah warnet dengan 20 PC client dibutuhkan setidaknya 15 juta hanya untuk pengadaan OS (20 PC x 750rb/license XP Home).Sempat terpikir (khas orang Indonesia) untuk menggunakan license gado-gado alias setengah resmi setengah b*j*k*n.Tapi ah alangkah tidak tenangnya,saya membayangkan harus mencari dan "memberi makan" beking aparat supaya warnet itu dapat terus hidup.

Kemudian kami jalan-jalan cari alternatif,teringat oleh saya sebuah warnet di Malang yang memakai OS Linux Ubuntu,yang meski ga mirip2 amat dgn Windows tapi saya tidak pernah terlalu kesulitan klo lagi main di warnet itu.Langsung browsing dan berburu majalah dan buku soal Linux.Kami menemukan ternyata memang Linux Ubuntu dirancang untuk memudahkan konversi pengguna dari Windows ke Linux.Jadilah palu diketok (kayak sidang aja) Linux Ubuntu akan jadi pilihan kami ditambah beberapa tweaking untuk membuatnya mirip secara tampilan dengan WinXP.

Singkat cerita instalasi software dan hardware pun berjalan dibantu seorang teman (skrg manajer warnet) sampai pada waktunya kami menerima staff.Staff baru itu,seorang lulusan SMA, datang ketika kami masih sibuk membereskan beberap hal,setelah wawancara singkat lgs saja kami silahkan dia untuk online dulu.Beberapa saat kemudian si karyawan bertanya "mas aku download ... (menyebut salah satu judul game online) ya?","loh buat apa?"balas teman saya;"ya buat main mas",tersenyum,baru kami sadar kalau belum sekalipun memberitahukan OS yang kita pakai adalah bukan Windows,yang tentu saja game tersebut tidak akan bisa dimainkan,tapi yg lebih menyenangkan tentu saja itu artinya dia (si karyawan) tidak kesulitan sama sekali mengoperasikan PC ber-OS Linux Ubuntu,BEGITU TIDAK SULITNYA SAMPAI DIA TIDAK SADAR OS YANG IA PAKAI BUKANLAH WINDOWS =).

Pun begitu dengan hari-hari ketika warnet telah beroperasi secara normal,tidak ada kesulitan serius,kalau tidak bisa dibilang tidak ada masalah,dari user soal cara mengoperasikan OS Linux Ubuntu dan program-program didalamnya.FYI,warnet kami terletak didekat beberapa sekolah dan kantor pemerintah.Sering juga siswa SD dan SMP online di warnet kami,tanpa kesulitan berarti.

Kalaupun ada satu pertanyaan yang sering diajukan oleh para user adalah "mas gimana caranya matiin flashdisk saya",hehe,tentu kita ingat kalau terbiasa di Windows klik di pojok kiri bawah "Safely Remove Hardware",well dengan Ubuntu memang tidak bisa seperti itu......tapi lebih mudah,tinggal klik kanan di drive yg dimaksud dan pilih "unmount",selesai=).

So,apakah Linux sulit??masa sih?anak SD aja bisa kok.

Belum lagi soal ketahanan virus.Kita tahu,salah satu tempat paling mudah kalau kita ingin flashdisk tertular virus (virus komputer tentunya) adalah warnet.Nah sejak mulai beroperasi hingga sekarang,TIDAK SEKALIPUN kami berurusan dengan brontok dkk,spyware,trojan dan virus atau malware lain sejenisnya.

Kamu takut dengan Linux bakal kehilangan tampilan komputermu yg berwarna-warni dengan aneka hiasan dan gambar??Hehe,ga perlu,silahken browsing aneka wallpaper,widget,desklet di banyak situs dan nyaris semuanya bisa didapat dengan gratis (tapi tetep bayar koneksi).

So,beralih ke Linux,siapa takut[/quote]